
VR untuk Pendidikan Modern – Virtual reality adalah teknologi tingkat tinggi yang memungkinkan penggunanya untuk dapat berinteraksi di dalam dunia 3D sebagai avatar. Teknologi ini mampu menghadirkan cara baru bagi manusia untuk dapat berinteraksi satu sama lain.
Bukan hanya itu, virtual reality mampu merubah persepsi banyak orang akan berbagai bidang. Mulai dari metaverse, pelatihan karyawan, visualisasi data, manufaktur, pemasaran, desain konstruksi, entertainment, dan kesehatan jadi lebih menarik dan imersif.
Imersif sendiri menurut KBBI adalah kata serapan dari Bahasa Inggris yakni immersion, yang memiliki arti mendalam.
Ya, semua bidang yang tadi telah kita sebutkan dapat dipelajari dengan metode anti mainstream dan juga mampu berikan kita pemahaman yang lebih mendalam. Kita jadi lebih mudah untuk mengingat materi-materi yang diberikan.
Baca Juga: Apa Jadinya Jika VR Digunakan untuk Penanganan Gempa?
Berkat manfaat inilah, VR juga digunakan untuk bidang pendidikan modern. Kita dapat menyebutnya sebagai immersive learning.
Perkembangan VR untuk Pendidikan Modern di Indonesia
Lantas apa itu Immersive Learning?. Dilansir dari Strivr, immersive learning adalah metode pembelajaran berdasarkan pengalaman yang dirasakan melalui skenario dunia virtual reality
Metode ini mampu menggabungkan teori pendidikan dan praktek sekaligus. Pada akhirnya efektivitas proses belajar mengajar dan keterlibatan pelajar jadi lebih meningkat.
Ketua Tim Transformasi Digital Sektor Pendidikan Direktorat, Ditjen Aptika, Dikki Rukmana bahkan mengatakan, bahwa immersive learning perlu benar-benar dimaksimalkan oleh guru dan tenaga pendidik.
Dalam sebuah acara Kick Off Transformasi Digital Sektor Pendidikan di Bali, Mei tahun lalu ia mengatakan;
“Kita harus memanfaatkan tren-tren teknologi yang ada untuk membuat konten-konten yang nantinya akan mendukung proses belajar-mengajar”.
Dalam sebuah workshop Adopsi Teknologi Digital Sektor Pendidikan di Kabupaten Klaten, Agustus tahun lalu. Dikki juga kembali menegaskan pentingnya immersive learning sebagai salah satu dari 6 program utama Direktorat Ekonomi Digital.
“Direktorat Ekonomi Digital memiliki program Adopsi Teknologi Digital di 6 sektor strategis dengan beberapa inisiatif digital. Contoh sektor pertanian, sektor maritim, sektor pendidikan, sektor logistik, sektor pariwisata dan sektor kesehatan”.
Bahkan berdasarkan program baru pemerintah bertajuk EduTech 2023, immersive learning atau pembelajaran virtual reality masuk dalam tren pendidikan dengan prospek yang besar.
Bersamaan dengan game-based learning, personalisasi basis data, blockchain, dan juga cloud-based infrastructure.
Contoh Penerapan VR untuk Pendidikan Modern
Berbicara tentang pendidikan modern atau immersive learning, sebenarnya kita tidak hanya berbicara tentang virtual reality saja. Tapi juga Augmented Reality dan Mixed Reality.
3 di antara contoh immersive learning berikut ini berasal dari produk-produk Arutala, perusahaan virtual reality di Indonesia. 3 produk tersebut adalah;
1. Bathing Patient VR

Bekerja sama dengan FK-KMK UGM, Arutala berhasil merancang dunia virtual interaktif yang memudahkan perawat junior untuk mempelajari materi cara memandikan pasien tanpa harus ke Rumah Sakit.
Selain lebih efektif, produk Arutala yang satu ini juga dapat diandalkan pada saat situasi darurat yang mengharuskan kita untuk lebih banyak di rumah. Contoh saja Covid-19 yang berlangsung kurang lebih 2 tahun lamanya 2020-2022.
Inovasi ini dapat terhubung baik dengan fitur inovasi Arutala lainnya, yakni ARUmeet. Jadi dosen dapat dengan mudah mengajarkan materi yang ada pada peserta kelas.
2. Gama Cardiac AR

Yang kedua adalah Gama Cardiac AR. Sama seperti sebelumnya, produk inovasi ini juga sudah berhasil dan diterapkan oleh FK-KMK UGM. Hanya saja memang inovasi ini didesain dalam konsep Augmented Reality.
Memudahkan mahasiswa di FK-KMK UGM untuk belajar mengenai anatomi jantung hanya dari smartphone saja. Mahasiswa dapat belajar materi anterior dan posterior, internal, katup jantung, atrium kanan, atrium kiri, sirkulasi koroner, dan sistem konduksi yang tentunya disajikan dengan visualisasi 3D.
3. ARTDA 1.0

Yang terakhir adalah ARTDA 1.0. Produk Augmented Reality ini dikhususkan untuk pengguna lebih mudah mempelajari tembang dolanan melalui smartphone. Kebudayaan khas anak-anak Jawa dan biasanya dinyanyikan saat sedang bermain.
Dengan produk ini, pengguna dapat memunculkan karakter 3D unik dari buku tembang dolanan yang telah didesain, beserta audionya yang lembut didengar.
Inilah penjelasan lengkap tentang peran VR untuk pendidikan modern. Sebenarnya, masih ada banyak lagi produk-produk immersive learning dari Arutala. Sobat Arunews bisa melihatnya di sini
Apabila Sobat Arunews berminat untuk mendapatkan Jasa Pembuatan Virtual Reality Profesional, hubungi Arutala.id.
Baca Juga: Real Testimony Perusahaan Arutala
Dapatkan informasi keren tentang teknologi virtual reality di LinkedIn Sobat Arunews dengan follow ARUTALA. Untuk Instagram, Sobat Arunews bisa follow @arutalaid.