
VR untuk Penanganan Gempa – Kurang lebih 2 minggu yang lalu, banyak dari warga Jogja yang dikejutkan dengan adanya getaran gempa. Getaran gempa itu berpusat di 86 KM Barat Daya Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun kekuatan gempa tersebut mencapai skala 6.4 Magnitudo di jam 19:57 WIB. Hanya 19 menit berselang terdapat gempa susulan dengan skala Magnitudo mencapai 3.5.
Meskipun tidak memberikan kerusakan yang berarti karena juga pusat gempanya yang jauh dari daratan, tapi itu sudah cukup untuk membuka luka lama warga Jogja atas tragedi Sabtu Wage 27 Mei 2006 silam.
Kita semua pastinya tidak mau kejadian tersebut berulang, tapi kita tidak bisa mengatur kapan datangnya gempa, karena itu adalah hak Tuhan.

Yang bisa kita lakukan adalah mencari cara terbaik untuk bisa survive serta mencari cara terbaik untuk proses penanganan gempa. Mempelajari teori adalah jalan terbaik, dan lagi pula mimin yakin 100% tidak ada yang ingin menjalankan teori yang sudah dipelajari tersebut.
Tapi, zaman telah berkembang. Melalui teknologi kita bisa melatih teori kemampuan penanganan gempa yang baik, seolah-olah berada dalam situasi gempa yang nyata.
Ya, kita bisa melakukan itu melalui perantara teknologi virtual reality.
Simulasi VR untuk Penanganan Gempa

Konsep penggunaan VR untuk gempa sebenarnya bukanlah inovasi yang baru. Ada banyak anak-anak bangsa yang berhasil merumuskan konsep VR ini ke dalam proses simulasi penanganan gempa.
Dimulai dari temuan Alfan Fadhila dkk dalam jurnal DOI. Penelitian itu berjudul. “Aplikasi Simulasi Evakuasi Gempa dan Kebakaran dengan Teknik Virtual Reality Berbasis Android” tahun 2018.
Ada juga temuan dari Sukirman dkk dalam jurnal Khazanah Informatika. Temuannya berjudul “Media Interaktif Berbasis Virtual Reality untuk Simulasi Bencana Alam Gempa Bumi dan Lingkungan Maya” tahun 2019.
Dan terakhir dari Restu Bayu Aji dalam TAnya di Universitas Telkom. Berjudul ”Critical Situation”: Game Simulasi Pelatihan K3 pada Saat Terjadi Gempa Bumi Berbasis VR” tahun 2020.
Manfaat Virtual Reality dalam Proses Mitigasi
Seperti yang sudah mimin katakan sebelumnya, gempa adalah peristiwa alam yang tidak bisa kita atur kapan waktu pasti datangnya. Yang bisa kita lakukan dengan memperkuat proses mitigasi.
Mitigasi sendiri menurut BNPB adalah upaya untuk meminimalisir risiko bencana.
Mitigasi umumnya dilakukan melalui sarana informasi konvensional seperti poster, buku saku dan juga video animasi. Tapi, metode seperti ini dinilai kurang efektif karena partisipan pelatihan mitigasi belum merasakan pengalaman seperti layaknya berada di gempa sungguhan.
Nah, untuk itulah simulasi virtual reality diperlukan. Selain memberikan pengalaman yang nyata, virtual reality sebagai alat untuk simulasi gempa akan memberikan Sobat Arunews banyak manfaat seperti;
- Metode mitigasi gempa yang diberikan jadi lebih interaktif dan tidak membosankan.
- Peserta pelatihan jadi terbiasa secara fisik dan mental untuk menghadapi situasi gempa yang sebenarnya karena sudah terbiasa menghadapinya dalam dunia simulasi.
- Pengambilan keputusan dari peserta jadi lebih cepat dan tepat.
- Didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Sukirman dkk, 73% responden mengatakan bahwa VR lebih realistis ketimbang video animasi. 67% di antara responden mengatakan bahwa mereka bisa belajar mitigasi gempa tanpa harus merasa tertekan sama sekali.
Inilah penjelasan rinci tentang VR untuk penanganan gempa. Secara garis besar kita dapat memahami bahwa penggunaan VR dalam proses ini dapat memberikan peserta pelatihan mitigasi pengalaman baru yang menyenangkan untuk hadapi situasi yang begitu krisis.
Mental dan kematangan pengambilan keputusan mereka tetap terjaga tanpa harus merasa tertekan sama sekali.
Apabila Sobat Arunews berminat untuk mendapatkan Jasa Pembuatan Virtual Reality Profesional, hubungi Arutala.id.
Baca Juga: Real Testimony Perusahaan Arutala
Dapatkan informasi keren tentang teknologi virtual reality di LinkedIn Sobat Arunews dengan follow ARUTALA. Untuk Instagram, Sobat Arunews bisa follow @arutalaid.