Melihat Sisi Unik VR untuk Basmi Kejahatan

Melihat Sisi Unik VR untuk Basmi Kejahatan

Melihat Sisi Unik VR untuk Basmi Kejahatan

VR untuk Basmi Kejahatan – Apa yang ada di dalam benak Sobat Arunews, jika Min Aru mengatakan bahwa VR bisa digunakan sebagai media basmi kejahatan.

Pastinya kebanyakan dari kalian akan bertanya-tanya, “Bagaimana Caranya?”.

Wajar saja jika pertanyaan seperti ini muncul dari benak kalian semua. Mengingat juga virtual reality adalah teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk dapat berinteraksi dengan dunia 3D.

Yang artinya, sangat kecil kemungkinan virtual reality dapat membantu penggunanya “membasmi” kejahatan yang ada di dunia nyata.

Ini memang benar, tapi faktanya VR bisa memberikan manfaat seperti itu secara tidak langsung. Teka teki inilah yang berusaha diungkapkan melalui penelitian yang dilakukan oleh Claire Nee, Professor of Criminological Psychology di University of Portsmouth.

Tidak hanya Claire Nee dari Inggris yang melakukan penelitian seperti ini. Max Planck Institute dari Jerman juga melakukan penelitian yang sama.

Baca Juga: Fakta Unik Virtual Reality dari Dulu Hingga Sekarang

Penasaran seperti apa kisahnya?. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

VR untuk Basmi Kejahatan Ala Claire Nee

Metode Pencurian Melalui VR
Sumber: eurekalert.org

Claire menjelaskan bahwa virtual reality adalah cara unik untuk memahami proses berpikir seorang pencuri. Melalui VR, Claire dapat menjelaskan berbagai rangkaian keputusan yang berujung pada perampokan.

Penelitian ini dilakukan melalui dunia simulasi lingkungan perumahan, lengkap dengan peta dan foto dari tiap rumah.

Setelahnya headset VR dipasangkan kepada pelaku kejahatan. Dihadapkan dengan dunia virtual, pelaku tentunya akan jauh “merasa lebih nyaman” mengungkapkan metode mereka bekerja. Metode seperti ini lebih efektif digunakan pada pelaku ketimbang metode wawancara.

“Saya lebih tertarik pada bagaimana mereka melakukan kejahatan, jam dan hari yang membangunnya, dan juga akibatnya. Ini belum benar-benar dilihat sebelumnya”

Dr. Claire Nee

Penelitian yang dilakukan oleh Claire ini memberikan peneliti petunjuk penting pada 3 bagian. 3 bagian tersebut adalah;

  • Sikap kognitif pelaku.
  • Pola pikir pencuri. Pemahaman akan bagian ini akan meningkatkan rasa kewaspadaan kita akan lingkungan yang rawan tindak kriminal
  • Pandangan baru terhadap metode rehabilitasi pelaku kriminal.

Penelitian VR dalam Dunia Kejahatan oleh Max Planck Institute

VR Bantu Membasmi Kejahatan
Sumber: Csl.mpg.de

Setali 3 uang dengan penelitian yang dilakukan Claire, Max Planck Institute juga kurang lebih mengungkapkan hal yang sama.

Melalui Jean-Louis van Gelder, head of the Department of Criminology Max Planck Institute mengungkapkan bahwa VR adalah metode efektif ungkapkan cara kerja pelaku ketimbang wawancara.

Jean-Louis van Gelder mengungkapkan bahwa VR mampu menjadikan kita memahami cara kerja pengambilan keputusan seorang pelaku, baik sebelum melakukan, saat melakukan dan pasca melakukan kejahatan.

Adapun penelitian ini menghasilkan 3 proyek penting bernama Virtual Burglary, FutureU, dan juga Virtual Night Out.

1. Virtual Burglary

Virtual burglary adalah proyek penelitian cara kerja pelaku kriminal memanfaatkan lingkungan virtual di area pemukiman. Proyek ini dilakukan melalui bantuan yang diberikan oleh para ahli [narapidana yang berada dipenjara].

Dalam dunia virtual ini, para ahli diberikan sedikit tantangan seperti pencahayaan dan juga kebisingan. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa besar faktor situasional mempengaruhi keputusan seorang kriminal.

Semisal jika penerangan di sebuah rumah dibuat redup, apakah pelaku tetap akan melancarkan aksinya atau tidak.

2. FutureU

Proyek penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada remaja terhadap konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil.

Peneliti menciptakan dunia virtual yang dapat menggambarkan kondisi hidup seseorang 10 tahun ke depan jika keputusan yang diambil menjurus pada kejahatan.

3. Virtual Night Out

Yang ketiga, virtual night out adalah proyek penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki pengaruh emosi pada keputusan pelaku kriminal.

Proyek ini melibatkan dunia simulasi yang didalamnya terdapat banyak situasi pelik yang dapat memancing kemarahan, ketakutan dan juga kegembiraan.

Penelitian ini menggunakan teknologi virtual 360 dengan menempatkan peserta ke dalam ruangan bar.

Di dalam ruangan tersebut, peserta akan dipancing emosinya dengan memberikan pengalaman yang buruk, seperti mendapatkan hinaan ataupun menyaksikan tindak kriminal langsung.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh emosi pada keputusan pelaku kriminal. Apakah ketika mendapatkan pengalaman buruk seperti mendapatkan hinaan atau melihat tindak kejahatan langsung, mereka akan bereaksi berlebihan atau tidak.

Inilah penjelasan detail mengenai virtual reality di dunia kriminal. Kesimpulannya, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat sebagai wawasan baru menemukan strategi pencegahan kejahatan yang efektif.

Apabila Sobat Arunews berminat untuk mendapatkan Jasa Pembuatan Virtual Reality Profesional, hubungi Arutala.id.

Dapatkan informasi keren tentang teknologi metaverse di LinkedIn Sobat Arunews dengan follow ARUTALA. Untuk Instagram, Sobat Arunews bisa follow @arutalaid.