VR Ketahui Aktivitas Otak – Virtual reality adalah teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk dapat berinteraksi satu sama lain di dalam dunia 3D sebagai avatar. Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan perangkat khusus yakni headset yang dipasang di kepala dan juga dengan sensor gerak.
Nantinya setiap gerakan daripada pengguna akan diterjemahkan dengan baik oleh sistem komputer headset menjadi gerakan yang relevan atau sama di dunia 3D.
Sejak konsep virtual reality atau yang akrab disebut dengan VR ini dikembangkan dari ide head-mounted display, Ivan Sutherland, kita telah banyak menemukannya di berbagai penerapan bidang ilmu.
Salah satu bidang ilmu yang banyak mengalami penerapan VR di dalamnya adalah bidang kesehatan. Ya, kita pastinya tahu bahwa VR dapat digunakan sebagai alat untuk meredam stres pengidap penyakit.
Kemampuan untuk dapat berjalan-jalan dengan bebas di dunia simulasi tentunya akan memberikan mereka pengalaman yang menyenangkan. Pengalaman yang menyenangkan inilah yang nantinya akan mensugesti rasa sakit yang diderita jadi berkurang.
VR juga dapat digunakan sebagai alat untuk menjaga kebugaran tubuh atau olahraga.
Menurut School of Engineering and Digital Arts (EDA), menggunakan VR saat berolahraga dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan durasi olahraga.
Arutala sebagai salah satu perusahaan VR ternama di Indonesia juga telah banyak menerapkannya di bidang ini. Salah satu contohnya adalah Bathing Patient VR.
Perkembangan VR di bidang kesehatan ini terus berlanjut hingga sekarang. Bahkan terbaru, peneliti dari Universitas Texas di Austin telah menciptakan VR yang dapat mengetahui aktivitas otak.
Seperti apa cara kerjanya? simak lengkap di dalam artikel ini ya!.
VR ini Dapat Ketahui Aktivitas Otak!
Ya, adalah peneliti dari Universitas Texas di Austin yang berhasil melakukannya. Mereka telah memodifikasi sensor noninvasif electroencephalogram (EEG) pada headset VR Meta yang dimiliki.
EEG berfungsi untuk mengukur aktivitas listrik otak selama berinteraksi di dalam dunia simulasi VR. EEG terdiri dari penutup yang dilapisi elektroda.
Elektroda yang digunakan sendiri adalah elektroda spons yang terbuat dari bahan konduktif lembut. Peneliti melakukan modifikasi headset VR yang dimiliki sehingga dapat menampilkan elektroda ini di bantalan dahi.
Di bagian belakang headset dipasang alat perekam EEG.
Nantinya penelitian ini menjadi fondasi untuk penelitian besar lainnya di Universitas Texas. Salah satu yang menjadi fokus penelitian besar tersebut adalah memungkinkan manusia untuk mendapatkan POV (Point of View) sebuah robot sebagai ganti avatar.
Cara Kerja
“Jika Anda dapat melihat melalui mata robot, itu melukiskan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana orang bereaksi terhadapnya dan memungkinkan operator memantau keselamatan mereka jika terjadi potensi kecelakaan,” kata Luis Sentis, seorang profesor di Departemen Teknik dan Antariksa.
Hmm, jadi ingat sama filmnya Bruce Willis berjudul Surrogates ya.
Dalam proses pengujiannya, para peneliti menggunakan sebuah game untuk media informasinya. Mereka bekerja dengan José del R. Millán, anggota fakultas di Chandra Family Department of Electrical and Computer Engineering dan Dell Medical School.
Kerja sama ini dilakukan untuk mendapatkan pengembangan simulasi yang lebih baik, memungkinkan pengguna untuk hanya menekan tombol sebagai sebuah perintah.
Penelitian ini sendiri telah dipublikasikan di Soft Science, jurnal online internasional.
Nantinya perangkat ini juga diharapkan mampu membantu orang-orang untuk keluar dari rasa gelisah, juga memberikan perhitungan terhadap besarnya tekanan mental yang didapatkan.
Inilah penjelasan lengkap mengenai berita terbaru “VR dapat ketahui aktivitas otak”.
Apabila Sobat Arunews berminat untuk mendapatkan Jasa Pembuatan Virtual Reality Profesional, hubungi Arutala.id.
Baca Juga: Manfaat VR di Bidang Pelatihan Soft Skills Karyawan
Dapatkan informasi keren tentang teknologi virtual reality di LinkedIn Sobat Arunews dengan follow ARUTALA. Untuk Instagram, Sobat Arunews bisa follow @arutalaid.
