
Virtual Reality Berbahaya untuk Mata – Perkembangan teknologi memberikan kita banyak dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan. Dampak positif yang diberikan ini selalu berjalan lurus dengan dampak negatif yang juga diberikan olehnya. Salah satu aspek penting dalam kehidupan yang kerap kali bersinggungan dengan teknologi adalah kesehatan.
Teknologi sering dikatakan sebagai sebab utama seseorang mengalami penyakit. Salah satu penyakit yang sering timbul akibat penggunaan teknologi adalah menurunnya fungsi mata (selain tentunya gangguan mental).
Hampir semua teknologi yang memanfaatkan cahaya biru, seperti televisi, komputer, laptop, dan smartphone dapat menyebabkan hal ini. Tidak terkecuali dengan teknologi masa kini bernama Virtual Reality.
Sebuah teknologi yang memungkinkan Sobat Arunews untuk dapat berinteraksi satu sama lain dalam ruang virtual 3D. Untuk bisa menggunakannya pun, Sobat Arunnews diharuskan untuk menggunakan headset virtual reality khusus yang dipasang di area kepala dan menutupi mata.
Sudah jelas bahwa teknologi ini membutuhkan konsentrasi mata yang tinggi. Dari sini, timbul berbagai kekhawatiran dan juga pertanyaan terhadap teknologi ini, salah satunya masalah kesehatan mata.
Banyak yang mengatakan bahwa teknologi ini berbahaya untuk mata. Lalu, apakah benar virtual reality berbahaya untuk mata?. Cek di sini.
Benarkah Virtual Reality Berbahaya untuk Mata?

Dilansir dari CNN Indonesia, Ahli kacamata dan optik senior dari Bupa Optical Karen Makin mengatakan bahwa terdapat efek negatif penggunaan virtual reality terhadap mata.
Efek negatif penggunaan virtual reality ini berhubungan dengan kemampuan mata melakukan refleks akomodasi-konvergensi. Di dunia nyata, kedua kemampuan mata ini akan fokus pada satu poin yang sama. Sedangkan di dunia virtual, akomodasi-konvergensi ini akan berbeda fokus.
Terpecahnya fokus pada kedua kemampuan mata ini, pada akhirnya akan menimbulkan efek jangka pendek. Efek jangka pendek tersebut adalah kepala pusing dan merasa mual
Lalu bagaimana dengan efek jangka panjang virtual reality untuk mata?. Hingga saat ini belum ada penelitian khusus dari efek jangka panjang penggunaan virtual reality pada mata.
Namun, banyak dari ahli kesehatan mengatakan pengguna virtual reality tetap harus memperhatikan durasi pemakaian yang tepat.
Berapa Lama Waktu yang Disarankan untuk Menggunakan VR?
Mungkin, banyak dari Sobat Arunnews yang mulai bertanya-tanya tentang berapakah durasi waktu yang baik untuk menggunakan VR. Lamanya durasi penggunaan VR ini sebenarnya bergantung pada kemampuan adaptasi mata masing-masing dari Sobat Arunews.
Namun, berdasarkan banyaknya referensi yang Min Aru temukan di internet, waktu yang disarankan untuk pengguna pemula adalah 3-5 menit.
Untuk mereka yang sudah terbiasa dan termasuk ke dalam golongan orang dewasa, maka bisa menggunakan VR selama 5-10 menit.
Jika sudah terbiasa dan sudah nyaman memakai alat ini, orang dewasa dapat menggunakannya selama 5-10/15 menit. Dan setiap 15 menit sekali disarankan untuk beristirahat.
Bolehkah Anak-anak Menggunakan Virtual Reality?
Berbeda dengan orang dewasa, penggunaan VR untuk anak-anak bisa mencapai durasi 15-30 menit. Lamanya durasi waktu penggunaan ini disebabkan karena kemampuan mata pada anak-anak yang masih mudah beradaptasi. Tentu saja, penggunaan VR untuk anak-anak tetap harus berada di bawah pengawasan orang dewasa.
Meskipun demikian, banyak produsen headset VR membatasi penggunaan teknologi ini untuk anak-anak di bawah umur 12 tahun.
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari artikel ini adalah, virtual reality memang memiliki dampak negatif bagi kesehatan mata. Dampak negatif ini dapat muncul dikarenakan penggunaan virtual reality yang berlebihan, seperti teknologi lain pada umumnya.
Jadi selama Sobat Arunnews dapat menggunakan virtual reality dengan bijak serta tidak berlebihan, dampak negatif tersebut dapat diminimalisir. Terlebih lagi teknologi virtual reality yang semakin maju dan juga semakin mengedepankan kenyamanan mata penggunanya.
Perlu diketahui juga bahwa teknologi virtual reality sekarang ini banyak digunakan untuk kemajuan teknologi kesehatan. Salah satunya adalah teknologi yang dikembangkan oleh Arutala, Perusahaan Virtual Reality Indonesia dengan FKK UGM bernama Bathing Patient VR. Dengan Bathing Patient VR ini, calon perawat dapat dengan mudah memahami serta mempelajari prosedur memandikan pasien dengan tepat.
Baca Juga: Arutala dan FKK UGM Kembangkan Teknologi VR untuk Calon Perawat.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.