7 Trend AR VR 2023 yang Akan Booming

7 Trend AR VR 2023 yang Akan Booming, Cek Segera!

7 Trend AR VR 2023 yang Akan Booming

Trend AR VR 2023 – 2023 tinggal menunggu hitungan bulan saja. Tahun yang digadang-gadang oleh banyak pakar sebagai tahun di mana banyak negara-negara besar akan mengalami resesi. Resesi 2023 ini diyakini sebagai efek domino dari pandemi Covid-19 yang terjadi sepanjang tahun 2020 hingga 2022 sekarang ini.

Tingginya inflasi akibat harga komoditas energi yang meningkat juga menjadi salah satu sebab resesi 2023 terjadi.

Tetapi, sebagai makhluk sosial yang memiliki jiwa kuat untuk bangkit dari kondisi terpuruk, Sobat Arunnews pastinya yakin bahwa akan ada solusi di setiap masalah.

Salah satu solusi tersebut adalah bersinergi dengan teknologi terbarukan bernama AR/VR.

Bahkan banyak yang memprediksi bahwa tahun 2023 nanti akan menjadi tahun yang penuh akan trend AR/VR. Di sini Min Aru telah merangkum 7 prediksi trend AR/VR yang akan terjadi di tahun 2023.

Apa saja?, simak baik-baik ya.

7 Trend AR VR 2023

1. Trend di Bidang Retail

Yang pertama adalah AR/VR akan banyak merajai pemasaran retail. Trend ini diprediksi akan muncul karena maraknya penggunaan AR/VR dalam bidang pemasaran.

Sebut saja, Walmart yang menggunakan Virtual Reality untuk meningkatkan kualitas pelayanan karyawannya ketika situasi-situasi tidak terduga, seperti libur nasional maupun kondisi Black Friday.

eMarketer mengatakan bahwa sekitar 9,5 juta pebisnis menggunakan produk VR di sektor retail.

Sebelumnya juga telah ada prediksi bahwa perkembangan penggunaan VR untuk sektor akan mencapai angka 31.5 juta di tahun 2025 (Statista, 2016).

Bahkan dengan AR, calon pelanggan dapat dengan mudah mencoba produk yang dipasarkan tanpa harus berkunjung ke toko secara langsung.

Diperoleh dari Kivisense, lebih dari 60% pembelian terjadi berkat adanya augmented reality, dan 46% pebisnis optimis, augmented reality dapat meningkatkan konversi.

Sumber: Instagram

Bahkan untuk proses pertama dari marketing funnels yang berkaitan langsung dengan branding sekalipun dapat dilakukan dengan AR.

Salah satu contohnya ada pada penerapan Imma, manusia virtual pertama yang diciptakan oleh Aww Inc di Jepang. Imma sendiri solusi terbarukan untuk pebisnis yang ingin menjalankan influencer marketing.

2. Remote Education

Google Expeditions
Sumber: artsandculture.google.com

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 2 tahun lamanya, telah membuka mata kita akan potensi besar yang dimiliki dari AR/VR dalam dunia pendidikan.

Pandemi yang memaksa kita untuk melakukan segala aktivitas di rumah saja, seakan tidak menjadi masalah dengan hadirnya kedua teknologi ini.

Bahkan Koch mengatakan bahwa terjadi 20% peningkatan skor pelatihan dari pra ke pasca tes jika pembelajaran dilakukan dengan penerapan VR.

Melalui AR/VR, proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan juga menarik bagi siswa-siswa yang ada. Meskipun pandemi Covid-19 mulai berakhir, tetapi trend penggunaan AR/VR diprediksi bakal tetap berlanjut.

Terlebih Google telah mengembangkan Google Expedition yang memungkinkan pelajar untuk melakukan kunjungan virtual ke museum Louvre, dan bahkan menikmati pemandangan di gunung tertinggi di dunia Gunung Everest.

3. Native Advertising

Trend AR VR dalam Bidang Native Advertising
Sumber: Frogs.id

Berikutnya adalah trend di bidang periklanan.

Ya, penggunaan AR/VR dalam strategi periklanan memang marak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Adapun aspek komersial yang sering diiklankan melalui AR/VR adalah game..

Penggunaan AR/VR sebagai media periklanan juga akan membantu banyak pebisnis untuk lebih banyak menghemat budget yang mereka miliki. Salah satu contoh kasusnya adalah apa yang dilakukan oleh FROGS Indonesia.

Dengan memesan jasa pembuatan virtual reality kepada Arutala, mereka sukses untuk tetap mengiklankan produk mereka yakni FROGS Drone Passenger tanpa harus selalu membawa prototipe kepada calon pelanggan.

4. Sektor Traveling

Healing dengan Virtual Reality
Sumber: Freepik.com

Semakin maraknya sebutan healing di kalangan Gen Z dan millenial yang sering dimaknai sebagai traveling memberikan banyak ide kepada ahli untuk menciptakan teknologi yang mampu membantah pemaknaan yang kurang tepat tersebut.

Dengan VR, seseorang yang ingin melakukan healing bisa melakukannya tanpa harus melakukan perjalanan yang jauh dari luar kota.

Bahkan dengan VR, seseorang bisa melakukan ke mana saja tanpa harus merasakan kemacetan.

Belum lagi permintaan Gen Z dan milenial terhadap teknologi VR yang mampu memuat berbagai aplikasi meningkat 40%.

Tentunya permintaan ini menjadikan banyak perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan audiens market yang potensial hadirkan konversi ini.

5. Live Streaming Shopping

Trend AR VR di Live Streaming
Sumber: tryon.kivisense.com

Di nomor 5 ada trend AR/VR pada aspek live streaming shopping. Trend ini sebenarnya muncul berkat populernya aplikasi sosial media bernama TikTok.

Bahkan terbaru, Mark Zuckerberg mengatakan bahwa Meta telah salah langkah dalam memahami kemauan pengguna sosial media, dan hal itu menyebutkan TikTok bisa mengambil ahli. TikTok juga dinobatkan sebagai sosial commerce terbaik dan paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk berbelanja.

Melalui fakta inilah, AR/VR dapat masuk dan bersinergi dengan baik di dalamnya.

Terlebih lagi penggunaan AR bisa menutupi kelemahan dari Live Streaming Shopping yakni tidak dikunjunginya toko fisik.

Penonton live streaming hanya akan terfokus kepada Sobat Arunews tanpa bisa mencoba barang yang sedang dipromosikan. Dan disinilah peran AR untuk menghilangkan jarak yang ada.

6. NFT Artwork dan Gaming

NFT dalam Metaverse
Sumber: Freepik.com

Keenam adalah trend AR VR untuk aspek NFT artwork dan juga gaming.

Gartner bahkan berani memprediksi bahwa di tahun 2026, 25% populasi dunia akan menghabiskan setidaknya satu jam setiap hari di Metaverse.

Di sini, Metaverse akan berperan penting dalam headline terangkatnya lagi NFT.

NFT ini sendiri nantinya dapat berwujud apa saja dari karya seni digital, termasuk item di dalam game sekalipun.

7. VR Diprediksi Akan Semakin Murah

Tidak bisa dipungkiri bahwa tantangan terbesar untuk menjalan bisnis dengan teknologi VR adalah biaya.

Ya, sebut saja Sobat Arunews membeli perangkat VR Oculus Rift di tahun 2017, di mana saat itu Sobat Arunews masih diharuskan lagi untuk membeli PC yang kompatibel yang dapat memenuhi persyaratan perangkat kerasnya.

Namun banyaknya permintaan dan juga perkembangan VR yang semakin pesat perlahan akan menjadikan harganya semakin turun.