Perkembangan VR di Negara Maju – Menurut Gramedia, negara maju dapat dikenali dengan mudah apabila negara tersebut sudah mencapai tahap tertinggi dari tingkatan ekonomi, teknologi, keamanan dan juga faktor-faktor lainnya.
Sedangkan menurut sifatnya dari status quo, negara maju dapat dikenali hanya dengan melalui 2 faktor utama saja. 2 faktor utama itu adalah negara memiliki teknologi tinggi dan tingkat ekonomi yang setara.
Penduduk dari negara maju memiliki pemahaman yang kuat di bidang ilmu pengetahuan dan juga teknologi.Penduduk di negara maju mampu bekerja lebih efektif dan efisien karena penggunaan teknologi yang tepat.
Selain dapat dikenali melalui 2 faktor tadi, kita dapat mengenali negara maju sebagai negara yang terbuka dan selalu mempersiapkan ruang untuk inovasi terbarukan.
Salah satunya adalah menerima dan mengembangkan teknologi VR (virtual reality), baik itu untuk layanan pemerintahan atau bagian dari layanan perusahaan swasta yang ada di negara maju tersebut.
Lalu, negara maju manakah yang sudah menerapkan virtual reality?. Agar pembahasan kita lebih rinci, kita akan memilih Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris dan Korea Selatan sebagai patokan.
Penasaran bagaimana perkembangan VR di negara-negara ini?
Perkembangan VR di Negara Maju
1. Amerika Serikat
Sebagai negara adidaya dan juga pemenang Perang Dunia II, tidak heran jika Amerika Serikat selalu satu langkah lebih maju di setiap inovasi teknologi. Tidak terkecuali dengan teknologi virtual reality.
Terlebih lagi VR di Amerika Serikat menjadi tools penting untuk pengembangan metaverse milik Mark Zuckerberg. CEO daripada perusahaan Meta Platforms .inc. Bahkan CEO Meta tersebut baru-baru ini mengumumkan generasi terbaru headset VR, Meta Quest 3.
Melalui acara Meta Quest Gaming Showcase, Meta juga mengumumkan 25 games menarik yang menunggu untuk dimainkan. Beberapa di antaranya adalah Vault of The Vampire, Stranger Things VR, Asgard’s Wrath 2, Silent Slayer dan lain-lain.
Lalu bagaimana peran VR ini dalam pemerintahan Amerika?.
Diketahui bahwa NASA atau Lembaga Antariksa AS menggunakan VR untuk memudahkan engineer menggerakkan lengan robot pesawat ruang angkasa dari bumi.
Tidak hanya NASA, pemerintah Amerika juga menggunakan VR ini untuk sektor militer. VR digunakan sebagai salah satu metode pelatihan tentara melalui simulasi perang.
2. Jepang
Dari Negeri Paman Sam, kita terbang ke Negeri Matahari Terbit yakni Jepang. Sebagai rival dari Amerika saat Perang Dunia II, tidak heran, jika Jepang juga tidak mau ketinggalan trend VR ini.
Negara ini telah banyak mengadopsi VR di pengembangan teknologinya. Kita sebut saja perusahaan Sony Interactive Entertainment. Perusahaan yang dikenal sebagai salah satu perusahaan terbaik dunia di bidang pengembangan game.
Salah satu inovasi mereka yang berkaitan dengan VR, tentu saja adalah PlayStation Virtual Reality, atau biasa disingkat PSVR.
Di awal tahun ini, perusahaan ternama dunia dari Jepang lainnya, yakni Sharp juga tidak mau ketinggalan trend teknologi ini. Melalui acara CES (Consumer Electronics Show) mereka memamerkan produk head-mounted display VR yang dapat terhubung ke smartphone.
Untuk pemerintahannya, Jepang diwakili Kota Toda telah menerapkan VR ini dalam konsep immersive learning. Ulasan lebih lengkapnya, bisa dibaca pada link artikel di bawah ini;
Baca Juga: Perkembangan Virtual Reality di Jepang
3. Jerman
Selanjutnya kita akan membahas tentang Jerman. Negara yang dikenal sebagai salah satu pemicu Perang Dunia II setelah menyerang kawasan Polandia Warsawa.
Negara ini memang terkenal dari dulu sebagai penghasil teknologi terbarukan. Terlebih jika berbicara tentang teknologi militer yang dimilikinya. Dari Jermanlah muncul ide untuk misil balistik, jet tempur, kapal selam militer, dan AK-47.
Tapi perlu diketahui bahwa inovasi teknologi di Jerman tidak hanya terbatas pada bidang militer saja. Mereka juga menaruh konsen pada teknologi terbarukan lainnya seperti VR.
Contoh paling nyatanya bisa dilihat dari Hannover Messe, pameran teknologi industri dan manufaktur terbesar di dunia. Melalui acara ini lah, teknologi VR dapat mengambil banyak peran penting.
O iya, informasi tambahan, Arutala pernah menjadi perwakilan perusahaan VR Indonesia untuk menghadiri Hannover Messe, Juli 2020.
Jerman sebagai bagian dari Eropa Barat tercatat sebagai negara dengan peluang pengembangan produk dan layanan VR terbesar senilai $27,1 miliar di tahun 2030. Dari Globenewswire didapatkan data prediksi bahwa Jerman memiliki nilai CAGR 2022-2027 pada pengembangan VR mencapai 29.0%.
4. Inggris
Keempat adalah Inggris, negara yang dikenal juga dengan sebutan The Land of Hope.
Sebuah berita mengatakan bahwa angka klaim asuransi akibat penggunaan VR berlebihan, meningkat drastis di tahun 2022. Pernyataan didapatkan dari perusahaan asuransi Inggris Aviva.
Didapatkan juga dari data BanklessTimes, Inggris adalah salah satu negara di Eropa dengan pertumbuhan pasar AR/VR yang signifikan. Diperkirakan akan ada pertumbuhan pengeluaran sebesar 78,3% antara 2019-2024.
5. Korea Selatan
Yang terakhir adalah Korea Selatan, negara yang dijuluki sebagai Negeri Ginseng.
Perkembangan VR di negara ini terbilang cukup pesat. Bahkan update terbaru dari Tracxn menyebutkan bahwa terdapat 66 startup VR di Korea Selatan. Beberapa di antaranya adalah VA, TeeVR, Nunaps, Xverse, Alpha Circle, Innerspace dan lain-lain.
Dari Globenewswire didapatkan data prediksi bahwa Korea Selatan memiliki nilai CAGR 2022-2027 pada pengembangan VR mencapai 30.1%.
Inilah penjelasan lengkap mengenai perkembangan VR di negara maju terutama di AS, Jepang, Jerman, Inggris dan Korea Selatan.
Baca Juga: Pentingnya VR untuk Pendidikan Modern
Apabila Sobat Arunews berminat untuk mendapatkan Jasa Pembuatan Virtual Reality Profesional, hubungi Arutala.id.
Baca Juga: Real Testimony Perusahaan Arutala
Dapatkan informasi keren tentang teknologi virtual reality di LinkedIn Sobat Arunews dengan follow ARUTALA. Untuk Instagram, Sobat Arunews bisa follow @arutalaid.
