Teknologi AR dan X-Ray Jadi Satu, Gimana Jadinya

Teknologi AR dan X-Ray Jadi Satu, Gimana Jadinya?

Teknologi AR dan X-Ray Jadi Satu, Gimana Jadinya

AR dan X-RayAR adalah singkatan dari Augmented Reality. Sebuah teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk dapat menampilkan objek 3D di dalam dunia nyata. Berbeda dengan VR, teknologi AR memiliki metode kerja yang tidak terlalu rumit.

Di mana kita dapat mengakses AR hanya dengan smartphone saja. Apakah teknologi ini tidak dapat dijalankan dengan headset layaknya VR?.

Jawabannya bisa, AR yang dikembangkan menggunakan headset sendiri dapat disebut sebagai Extended Reality. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan teknologi imersif hasil pencampuran dari Augmented Reality, Virtual Reality dan juga Mixed Reality.

Contoh nyata daripada penggunaan AR ini dapat Sobat Arunews lihat pada game Pokemon Go yang viral di tahun 2016.

Kebanyakan dari kita mungkin akan beranggapan bahwa pengembangan teknologi ini terbatas pada hal-hal yang aspeknya mirip Pokemon Go.

Tapi nyatanya anggapan ini salah besar.

Di tahun 2023, universitas teknologi ternama dunia dari Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology (MIT), memperkenalkan AR yang mampu memiliki fungsi layaknya X-Ray.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Headset VR Terbaik 2023

Seperti apa bentuk dan cara kerjanya?. Benarkah teknologi ini mencederai masalah privasi?, simak ulasannya lengkap di dalam artikel ini ya!.

MIT Kembangkan AR dan X-Ray Menjadi Satu Kesatuan

MIT Universitas Teknologi Dunia
Sumber: Wallpaperaccess.com

Sebagai universitas teknologi nomor 1 di dunia versi QS WUR 2022, tidak heran jika MIT selalu bisa memberikan inovasi teknologi terbarukan.

Dimulai kamera terahertz, stiker ultrasound, jantung 3D, sel surya super tipis dan terbaru dalam dunia virtual, yakni X-AR.

X-AR adalah teknologi yang dirancang menggunakan headset serta hologram untuk memandu pengguna melihat objek tersembunyi. Headset X-AR ini mampu memverifikasi objek tertentu menggunakan kombinasi sinyal nirkabel.

Di dalamnya terdapat antena AR-conformal wide-band dengan dilengkapi RF-sensing.

Antena ini akan bekerja sama dengan kamera headset untuk kemudian menjalankan AR-Based SAR localization algorithm. Algoritma inilah yang kemudian mampu mengidentifikasi objek yang diberi tag oleh RF.

Cara Kerja Headset X-AR

Sumber: Channel YouTube @MITMediaLab

Adapun headset X-AR ini bekerja dengan mengambil data sensor dari lingkungan pengguna untuk kemudian merepresentasikannya ke dalam 3D.

Antena yang ada di headset X-AR ini kemudian akan menempatkan posisi objek yang hilang di lingkungan dengan akurasi kurang dari satu kaki.

Antena ini juga akan menampilkan hologram berbentuk bola di dunia nyata. Bola inilah yang kemudian memberikan pengguna petunjuk menuju objek.

AR Memiliki Fungsi Seperti X-Ray
Sumber: Vrscout.com

Ketika memasang headset ini, pengguna akan diberi pilihan untuk menunjukkan objek tertentu dengan tag RFID. Setelah objek ditemukan, headset akan memastikan tag tersebut mengirimkan sinyal RF yang benar.

“Seluruh tujuan kami dengan proyek ini adalah untuk membangun sistem augmented reality yang memungkinkan Anda untuk melihat hal-hal yang tidak terlihat — hal-hal yang ada di dalam kotak atau di sekitar sudut — dan dengan demikian, ini dapat memandu Anda menuju mereka dan benar-benar memungkinkan Anda untuk melihat dunia fisik dengan cara yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya”

Fadel Adib, Professor Department of Electrical Engineering and Computer Science

Keamanan Privasi

Bagaimana Cara Kerja Headset X-AR
Sumber: Optics.org

Sesuai apa yang dikatakan oleh Fadel Adib, headset X-AR ini mampu melihat sesuatu dari balik kotak atau dinding.

Hal ini tentunya menjadi ketakutan tersendiri terutama untuk masalah privasi. Di mana pengguna headset X-AR dapat melihat Sobat Arunews yang berada di ruang yang bersifat privasi.

Hal inilah yang ditakutkan oleh Jeff Kagan seorang analis teknologi.

“AR juga merupakan teknologi always-on, always-recording, itu berarti itu akan menyerang ruang pribadi pengguna dan melanggar privasi semua orang di sekitar mereka.”

Jeff Kagan

Setali 3 uang dengan Kagan, Grant Anderson, CEO Mirroscape juga menyampaikan hal yang sama. Anderson juga memberikan saran brilian agar headset X-AR ini tidak benar-benar mengganggu ruang privasi orang lain.

“Pengguna perlu menuntut agar perusahaan yang membuat produk ini menyediakan kontrol privasi yang transparan dan terperinci sehingga Anda dapat mematikan fitur yang tidak digunakan seperti kamera dan pelacakan tubuh atau mata, saat kamera aktif, kacamata harus memberikan lampu atau indikator lain agar orang tahu bahwa mereka sedang direkam.”

Grant Anderson

Kalau menurut Sobat Arunews sendiri bagaimana?.

Dapatkan informasi keren tentang teknologi metaverse di LinkedIn Sobat Arunews dengan follow @arutalaid. Untuk Instagram, Sobat Arunews bisa follow @arutalaid.